Sedekah bumi adalah suatu upacara adat yang melambangkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Upacara ini sebenarnya sangat Populer di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Begitu pula halnya masyarakat Desa Joho salah satu desa yang terletak di kecamatan Sale, kabupaten Rembang sudah sedari dulu melestarikan salah satu kearifan lokal ini.
Waktu pelaksanaan Sedekah Bumi di Desa Joho ditentukan oleh hasil Keputusan musyawarah pimpinan adat setempat yaitu Pada bulan Suro (Tanggalan Jawa), pada tahun 2024 ini rangkaian Sedekah Bumi mulai dilaksanakan pada Jum’at (Pahing) tanggal 19 Juli 2024. Tradisi ini dilaksanakan di punden yang ada di Desa Joho.
Sehari sebelum upacara adat dilaksanakan, diadakan acara pembacaan doa dan tahlil bersama yang dihadiri waraga masyarakat setempat. Keesokan harinya para warga kemudian berduyun-duyun berkumpul dengan membawa aneka hidangan biasanya berupa nasi dengan beberapa lauk pauknya. sesuai selera. Melengkapi hidangan tersebut ada beberapa jajanan khas yang selalu ada saat Sedekah Bumi seperti, rengginang, tape beras, kue kucur, pisang dan Bugisan. Hidangan ini kemudian dikumpulkan untuk dibacakan do’a oleh Modin Desa kemudian saling ditukar dan dibagikan sesama warga yang hadir.
Tradisi Sedekah Bumi yang digelar di Punden Desa akan ditutup dengan pertunjukan seni Sandiworo Ketoprak. ketoprak : sandiwara tradisional Jawa, biasanya memainkan cerita lama dengan iringan musik gamelan, disertai tari - tarian dan tembang.
Tradisi Sedekah bumi ini merupakan bukti bahwa budaya jawa dan ajaran islam dapat berjalan beriringan tanpa menghilangkan salah satu dari keduanya. Tradisi ini mengajarkan nilai kebersamaan, ungkapan rasa syukur serta kepedulian terhadap lingkungan. Tradisi ini juga dapat menjadi ladang rejeki bagi para pedagang kaki lima. Dimana mereka semua bisa berjualan di sekitar tempat pertunjukan.
Namun di era yang begitu modern ini gempuran budaya asing sangat luar biasa, menghadirkan tantangan tersendiri bagi masyarakat desa untuk dapat melestarikan tradisi ini. Diharapkan usaha bersama dari masyarakat lokal, pemerintah, dan semua pihak yang terlibat, tradisi ini akan terus hidup dan lestari sampai generasi masa depan.